Standard
Tegangan dan Frekuensinya
Voltage and Frequency Standards
Penggunaan suatu
standard diatur dan dikendalikan oleh sekelompok profesional di bidangnya
masing-masing, di mana diharapkan dari penerapan suatu spesifikasi standard
tersebut para perancang atau pun pembuat peralatan mengetahui bahwa alatnya
nanti dapat bekerja dan sesuai spesifikasi dengan peralatan lain yang dibuat
kapan atau di mana saja.
Edison sebagai pembuat
pertama lampu filamen dari platinum mengoperasikannya secara seri pada tegangan
10 V. Kemudian dia menyadari bahwa jika dioperasikan secara paralel akan mempermudah
pengendalian untuk masing-masing lampu tersebut. Untuk mengurangi rugi-rugi
transmisi, dia menaikkan tegangan hingga 100 V dan mengembangkan filamen bambu
berkarbonasi untuk digunakan pada tegangan tersebut. Merasa tingkat cahaya
lampu masih belum memuaskan, Edison kemudian menaikkan tegangan 10%. Edison
kemudian memperkenalkan temuannya pada berbagai event sehingga menjadi standard tegangan sampai saat ini dengan
sistem distribusi tiga kabel, di mana setiap kabel netral yang dihubungkan ke
pentanahan (ground) bertegangan 110
V, sedangkan hubungan antara kabel utama (live-wire)
dengan kabel netral bertegangan 220 V.
Berbagai penemuan
peralatan listrik yang baru seperti transformator yang efisien dan motor AC
yang bertenaga besar menyebabkan arus bolak-balik (AC) tersebut menjadi
standard dalam pembangkit tenaga listrik, tetapi pada frekuensi berapa? Awalnya
frekuensi rendah 25 siklus per detik digunakan kemudian dengan membuat
alternator 32 kutub yang digerakkan turbin air 250 rpm sebagai pembangkit
tenaga dua fasa menghasilkan frekuensi 133,33 Hz sempat digunakan. Frekuensi
ini memang baik untuk digunakan pada lampu pijar (incandescent) karena cahayanya bebas berkedip (flicker-free) tetapi sangat buruk jika digunakan untuk motor
induksi karena tingginya rugi-rugi pada bagian inti (core). Tesla kemudian merekomendasikan untuk menggunakan frekuensi
60 Hz, di mana pada frekuensi tersebut cahaya lampu masih bebas kedipan dan
motor listriknya juga masih bekerja dengan baik. Rekomendasi dari Tesla
tersebut kemudian menjadi standard frekuensi sampai saat ini di berbagai
penjuru dunia, walaupun masih ada negara yang menggunakan standard dengan
frekuensi 50 Hz.
Dalam membangkitkan
tenaga dibutuhkan gerak relatif suatu konduktor yang aktif terhadap medan
magnetnya. Pada motor DC, besi yang bermedan magnet kuat diposisikan stasioner
sehingga arus listrik menyebabkan armature
berputar bersama dengan komutator. Pada generator AC juga memiliki konstruksi
dengan armature yang berputar, tetapi
untuk komponen yang membawa tenaga listrik yang besar harus diposisikan stasioner
untuk mencegah pindahnya tenaga yang tinggi tersebut akibat kontak terhadap
gerakan. Konsultan proyek dari Eropa untuk air terjun Niagara merancang medan
yang berputar tersebut dan menyarankan untuk menempatkan magnet yang berputar
(yang digerakkan langsung oleh turbin air) di bagian sisi luar armature. Tetapi, berdasarkan banyak
pengalaman perancang diperoleh bahwa dengan menempatkan medan magnet yang
berputar di sisi dalam armature yang
stasioner selain konstruksinya lebih mudah juga pendinginannya lebih baik,
sehingga susunan tersebut menjadi standard sampai saat ini.
Motor induksi polyphase yang dialiri arus listrik pada
rotornya diinduksikan sebagai mana aksi transformator saat ini menjadi
penggerak yang banyak dipakai industri. Motor induksi (motor AC) banyak juga
digunakan untuk aplikasi dengan kecepatan konstan dan dibuat dengan berbagai
ukuran kecepatan dan tegangan. Contoh lain pemanfaatan generator AC adalah
altenator pada kendaraan yang berfungsi menyediakan tenaga listrik AC sebagai
sumber energi listrik untuk menyalakan peralatan listrik dalam mobil dan sumber
tenaga listrik DC (setelah melewati rectifier)
untuk sistem pengisian baterai pada mobil tersebut. Suatu saat nanti generator
AC pada mobil akan terus berkembang dan berkapasitas semakin besar (bisa lebih
dari 100 A), karena selain untuk pengisian baterai juga digunakan untuk tata
udara (air-conditioning), sistem
audio video dengan skema stereo 100 watt, antena, pengereman elektronik,
power-steering, suspensi, transmisi, komputer, dan peralatan yang lain
sebagainya yang memanfaatkan sumber energi listrik tersebut.
Karena hal tersebut di atas, perlu kiranya untuk
mempelajari mesin AC terutama yang berkaitan dengan generator dan motor induksi
dan mesin sinkron. Pada motor induksi, arus bolak-balik (arus AC) diberikan
pada stator kemudian diinduksikan ke rotor dengan aksi transformator. Pada
mesin sinkron (synchronous machine),
arus DC diberikan ke rotor sedangkan arus AC dialirkan ke stator. Dengan mesin
yang sama dapat difungsikan sebagai generator atau motor karena yang
membedakannya hanyalah arah aliran energinya tersebut. Prinsip dasar mengenai mesin listrik (electromechanic) dapat diunduh pada link ini. Sedangkan materi pembelajaran mengenai mesin AC dapat diunduh pada link MESIN AC ini.
Download Materi MESIN AC.
Download Materi Prinsip Mesin Listrik.