Transmisi Tenaga Listrik
Power Transmission
Power Transmission
Kebutuhan listrik saat ini sangat
vital keberadaannya. Listrik digunakan setiap hari oleh masyarakat di dunia ini
pada berbagai bidang kehidupan. Listrik membawa energi untuk dimanfaatkan oleh
penggunanya. Sumber energi ini tersedia dalam bentuk bahan bakar fosil atau pun
bahan bakar nuklir kemudian dikonversi menjadi bentuk energi listrik di suatu
pembangkit daya/tenaga yang selanjutnya didistribusikan ke pemakainya. Energi
listrik ini ditransmisikan dan didistribusikan dengan memanfaatkan jalur
transmisi yang sengaja dibuat agar sampai ke rumah-rumah, industri, dan
bangunan komersial yang berada di daerah cakupan jalur transmisi tersebut.
Seiring kemajuan teknologi dan
ekonomi masyarakat mengakibatkan beban transmisi daya semakin besar dan juga jarak
transmisi semakin jauh hingga ke pelosok-pelosok daerah. Kapasitas setiap jalur
transmisi bervariasi nilai tegangannya (voltage) dan akan terus turun seiring
jarak yang ditempuhnya. Semakin meningkatnya beban, tegangan pada jalur
transmisi harus terus dinaikkan terutama untuk menghindari terjadinya kelebihan
beban yang akan mengakibatkan terputusnya aliran listrik ke pemakai.
Menggandakan tegangan pada jalur transmisi untuk jarak distribusi tertentu akan
menaikkan kapasitasnya sampai empat kalinya sehingga meningkatkan efisiensi
transmisinya.
Transformator memegang peranan
penting dalam transmisi listrik ini. Rugi-rugi transmisi daya bisa ditekan
dengan menaikkan tegangan transmisi menggunakan transformator. Misalnya, suatu
daerah perkotaan rata-rata kebutuhan dayanya adalah 240 kW kemudian
didistribusikan melalui jalur transmisi yang memiliki hambatan 0,5 Ω dengan
tegangan transmisi yang akan dibandingkan yaitu antara 240 V dan 24 kV.
Untuk
tegangan transmisi 240 V diperoleh arus sebesar,
I = P/V =
(240 x 103 W) / (240 V) = 1000 A = 1 kA
rugi-rugi transmisi daya,
PL = I2 R =
(1000 A)2 . (0, 5 Ω) = 500 kW
sedangkan untuk tegangan
transmisi 24 kV diperoleh arus sebesar,
I = P/V =
(240 x 103 W) / (24 x 103
V) = 10 A
rugi-rugi transmisi daya,
PL = I2 R =
(10 A)2 . (0, 5 Ω) = 50 W
dengan demikian, rugi-rugi
transmisi daya untuk tegangan tinggi lebih rendah.
Tegangan keluaran pada pembangkit
tenaga dinaikkan untuk keperluan transmisi menggunakan transformator,
sesampainya di sub-stasiun listrik di area perkotaan kemudian tegangan
diturunkan dengan menggunakan transformator juga, sepanjang jalan di area
perkotaan umumnya tegangan berkisar 2400 V dan diturunkan lagi di gardu lokal
dengan menggunakan transformator sampai tegangan 240 V untuk didistribusikan ke
rumah-rumah atau pun perkantoran.
Transformator memindahkan energi
listrik dari satu sirkuit kumparan ke sirkuit kumparan lain dengan memanfaatkan
medan magnet yang terhubung di antara kedua sirkuit tersebut. Ada tiga tujuan utama
yang diharapkan dapat dicapai dalam mempelajari transformator ini. Pertama, transformator
mengilustrasikan pemanfaatan prinsip kemagnetan untuk konversi energinya
sehingga bisa menjadi dasar dalam memahami aplikasi induksi tegangan akibat
perubahan medan magnet dan juga bisa menjadi dasar untuk operasional motor
induksi, di mana menyangkut variasi fluks sinusoidal kemagnetan dan hubungan
antara tegangan dan arus pada kumparan yang terhubung pada sirkuit kemagnetan
yang sama. Kedua, mempelajari transformator
lebih lanjut sebagai peralatan dua kumparan dan membuat turunan model persamaan
sirkuitnya. Ketiga, memanfaatkan hasil
penurunan model tersebut untuk prediksi kinerja transformator dalam aplikasi di
lapangan.
Sebagai bahan ajar silahkan
di-download-1 materinya pada link download-2 ini.
Jika mengalami permasalahan mari
kita diskusikan bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar